Proses kehidupan manusia sejak lahir sampai meninggal merupakan
proses alami yang berjalan terus dan merupakan siklus kehidupan. Proses
kehidupan ini meliputi proses pertumbuhan dan perkembangan. Selama
proses tumbuh kembang ini terjadi banyak perubahan pada tubuh manusia.
Pada salah satu tahapan proses ini ada yang disebut dengan masa tua atau
lanjut usia.
Istilah Lanjut Usia
Di Indonesia, sebenarnya belum ada ketentuan yang pasti mengenai
penggolongan siapa saja yang termasuk usia lanjut. Demikian juga dengan
istilah usia lanjut. Orang sering menyebutnya berbeda-beda, misalnya
manusia Usia Lanjut (manula), manusia lanjut usia (lansia), warga usia
lanjut (wulan), golongan lanjut umur (glamur), usia lanjut (usila),
sedangkan di Inggris disebut dengan istilah warga negara senior.
Umur atau usia dibedakan menjadi dua, yaitu umur kronologis dan umur
biologis. Umur kronologis yaitu umur yang dicapai seseorang dalam
kehidupannya dihitung dengan tahun kalender. Sedangkan umur biologis
adalah umur atau usia yang sebenarnya di mana pematangan jaringan
digunakan sebagai patokan atau indeks umur. Hal ini menjelaskan mengapa
orang-orang yang secara kronologis berumur sama tetapi secara fisik dan
mental berbeda. Proses biologis inilah yang dicegah agar tampak awet
muda.
Menurut WHO, batasan usia bisa dibedakan menjadi: 1) Usia pertengahan
(middle age) yaitu kelompok usia 45-59 tahun; 2) Lanjut usia (elderly)
antara 60-74 tahun; 3) Lanjut usia tua (old) antara 75-90 tahun; dan 4)
usia sangat tua (very old) di atas 90 tahun.
Batasan usia lanjut di Indonesia belum ada, tetapi menurut UU no 4
tahun 1965 pasal 1 menyatakan “seseorang dapat dinyatakan sebagai
seorang jompo atau lanjut usia setelah yang bersangkutan mencapai umur
55 tahun, tidak mempunyai atau tidak berdaya mencari nafkah sendiri
untuk keperluan hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang
lain”.
Saat ini berlaku adalah UU No 4 tahun 1998 tentang kesejahteraan
lansia yang berbunyi: “Lansia adalah seseorang yang mencapai usia 60
tahun ke atas”.
Perubahan-Perubahan Yang Terjadi Pada Lansia
Pada usia lanjut terjadi perubahan yang meliputi perubahan fisik,
mental, psikososial, dan spiritual. Perubahan fisik meliputi perubahan
yang terjadi pada tubuh dan fungsi-fungsi organ tubuh. Kekuatan fisik
dan daya tahan tubuh secara umum pada wulan mengalami penurunan, serta
mekanisme kerja organ tubuh mulai terganggu. Kemunduran tersebut
disebabkan oleh perubahan yang secara alami terjadi pada lansia, antara
lain :
- Besar otot berkurang, karena jumlah dan besar serabut otot berkurang,
- Metabolisme tubuh menurun,
- Kemampuan bernafas menurun karena elastisitas paru-paru berkurang,
- Kepadatan tulang menurun karena berkurangnya mineral, sehingga lebih mudah mengalami cidera,
- Sistem kekebalan tubuh menurun hingga peka terhadap penyakit dan alergi,
- Sistem pencernaan terganggu yang disebabkan antara lain oleh
tanggalnya gigi, kemampuan mencerna dan menyerap zat gizi yang kurang
efisien dan gerakan peristaltik usus menurun,
- Indra pengecap dan pembau sudah kurang sensitif (kurang peka) yang menyebabkan selera makan menurun.
Nutrisi Untuk Lansia
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, pada usia lanjut terjadi
kemunduran pada organ tubuh. Oleh karena itu hidup di usia lanjut harus
selalu tetap optimis, ceria, dan berusaha selalu hidup sehat. Beberapa
hal yang perlu diperhatikan agar tetap sehat di usia lanjut adalah
faktor gizi (makanan dan pola makan), olahraga, dan gaya hidup.
Makanan dan pola makan yang sehat dapat menjamin wulan untuk hidup
lebih sehat, tetap aktif dalam waktu yang lama, membantu melindungi diri
dari penyakit, dan mempercepat penyembuhan bila terkena sakit. Banyak
wulan yang menjalani hidup yang aktif dengan beberapa masalah kesehatan,
sehingga menjadi rentan dan mudah terkena sakit dan beresiko kekurangan
gizi.
Pendidikan gizi bagi kaum usia lanjut, kelompok pra pensiun dan
mereka yang merawat wulan merupakan salah satu hal yang penting untuk
mencegah terjadinya salah nutrisi yang bisa menimbulkan hal-hal yang
tidak diinginkan. Masalah gizi yang dihadapi para lansia terkait dengan
menurunnya aktifitas fisiologis tubuhnya. Selain itu status kesehatan
yang tidak seragam menyulitkan menetapkan standar kebutuhan zat gizi
lansia tersebut. Belum ada standar yang jelas di Indonesia, namun dari
hasil Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi (LIPI, 1989) ditetapkan angka
kecukupan gizi yang dianjurkan untuk wulan dalam sehari.
Tabel 1. Angka Kecukupan Energi Dan Zat Gizi Yang Dianjurkan Untuk Lansian Dalam Sehari
Komposisi |
Laki-laki |
Perempuan |
Energi (Kal) |
1960 |
1700 |
Protein (gram) |
50 |
44 |
Vitamin A (RE) |
600 |
500 |
Thiamin (B1) (mg) |
0.8 |
0.7 |
Riboflavin (B2)(mg) |
1.0 |
0.9 |
Niasin (B3) (mg) |
8.6 |
7.5 |
Vitamin B12 (mg) |
1.0 |
1.0 |
Asam folat (mikrogram) |
170 |
150 |
Vitamin C (mg) |
40 |
30 |
Kalsium (mg) |
500 |
500 |
Fosfor (mg) |
500 |
450 |
Besi (mg) |
13 |
16 |
Seng (mg) |
15 |
15 |
Iodium (mikrogram) |
150 |
150 |
Sumber: Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi (LIPI, 1989)
Energi
Kecepatan metabolisme pada lansia menurun sekitar 15-20%. Disebabkan
karena berkurangnya massa otot. Selain itu, aktifitas (kerja dan
olahraga) yang dilakukan oleh lanjut usia umumnya menurun. Agar
metabolisme dalam tubuh wulan tetap berlanjut, dibutuhkan energi
sebanyak 1960 kkal untuk pria dan 1700 kkal untuk wanita. Energi ini
diperoleh dari karbohidrat, lemak dan protein. Komposisi energi yang
baik untuk wulan yaitu 20-30% dari protein, 20% dari lemak dan 50-60%
dari karbohidrat. Energi atau kalori yang berlebihan dapat menyebabkan
overweight (kegemukan), yang dapat mempercepat timbulnya penyakit
degeneratif. Sebaliknya bila terlalu sedikit, maka cadangan energi dalam
tubuh akan digunakan, sehingga tubuh menjadi kurus.
Protein
Kebutuhan protein bagi orang dewasa rata-rata ditetapkan sebesar 0,8 g
per kg berat tubuh per hari, dengan syarat kualitas proteinnya setara
dengan telur. Untuk protein yang kualitasnya lebih rendah dari telur,
diperlukan jumlah yang lebih banyak. Oleh sebab itu ditetapkan titik
amannya kebutuhan protein orang dewasa adalah sekitar 1 g per kg berat
badan.
Pada usia lanjut, meskipun massa ototnya berkurang tetapi kebutuhan
akan protein tidak berkurang. Ini disebabkan efisiensi penggunaan
protein oleh tubuh pada wulan berkurang dikarenakan pencernaan dan
penyerapannya kurang efisien. Di samping itu adanya tekanan batin
(stress), penyakit infeksi, patah tulang dan lain-lain, akan
meningkatkan kebutuhan protein bagi lansia. Beberapa penelitian
merekomendasikan agar sebaiknya konsumsi protein bagi wulan ditingkatkan
sebesar 12-14% dari porsi orang dewasa.
Sumber protein yang baik bisa berasal dari putih telur, susu rendah
lemak, daging rendah lemak, kacang-kacangan, dan supplemen seperti whey
atau soy protein.
Lemak
Konsumsi lemak yang dianjurkan adalah kurang dari 30% total kalori yang
dibutuhkan. Konsumsi lemak total yang terlalu tinggi (lebih dari 40
persen dari konsumsi energi) dapat menimbulkan penyakit atherosklerosis
(penyumbatan pembuluh darah ke arah jantung). Dianjurkan 20% dari
konsumsi lemak tersebut adalah asam lemak tidak jenuh (PUFA = poly
unsaturated faty acid). Minyak nabati merupakan sumber asam lemak tidak
jenuh yang baik, sedangkan lemak hewan banyak mengandung asam lemak
jenuh.
Hal lain yang sangat perlu diperhatikan yaitu adanya kandungan trans
fat (lemak trans). Jenis asam lemak ini lebih berbahaya dibandingkan
dengan asam lemak jenuh. Lemak inilah yang berperan dalam pembentukan
kolesterol berlebih dalam tubuh manusia. Lemak trans bisa muncul dalam
sumber lemak yang baik jika tidak digunakan dengan cara yang benar.
Minyak nabati yang baik seperti minyak zaitun, minyak canola jika
digunakan untuk menggoreng dalam waktu yang lama bisa memunculkan lemak
trans. Margarine yang diproses dengan cara hidrogenasi sebagian juga
mengandung lemak trans dan lebih banyak lemak trans yang terbentuk jika
digunakan dalam menggoreng.
Sumber lemak yang baik dapat berasal dari ikan dan minyak ikan,
minyak zaitun, minyak bekatul, minyak canola, minyak kedele, lemak alami
yang berasal dari buah-buahan.
Karbohidrat dan Serat Makanan
Karbohidrat tetap menjadi sumber kalori utama bagi lansia. Sumber
karbohidrat untuk lansia bisa diperoleh dari sumber karbohidrat
kompleks seperti serealia (biji-bijian) terutama dari serealia utuh
(whole grain), umbi-umbian, dan kacang-kacangan. Lansia sebaiknya
mengurangi konsumsi gula-gula sederhana seperti gula pasir dan sirup dan
menggantinya dengan karbohidrat kompleks. Karbohidrat yang berasal dari
biji-bijian dan kacang-kacangan utuh selain berfungsi sebagai sumber
energi juga berfungsi sebagai sumber serat dan protein.
Salah satu masalah yang banyak diderita oleh para lansia yaitu
sembelit atau konstipasi (susah buah air besar) dan terbentuknya
benjolan-benjolan pada usus. Serat makanan telah terbukti dapat
menyembuhkan kesulitan tersebut. Serat terdiri dari dua jenis yaitu
serat larut dan serat tidak larut. Serat larut pangan berfungsi membantu
memperlancar BAB, serta mengikat lemak pada usus sehingga tidak
terserap tubuh dan dikeluarkan bersama kotoran. Serat ini juga berperan
dalam membantu menjaga kadar gula darah tetap normal, dan menjaga badan
tetap ideal. Serat tidak larut pangan dapat membantu memperlancar BAB.
Lansia tidak dianjurkan mengkonsumsi supplemen serat, karena
dikuatirkan konsumsi seratnya bisa berlebihan sehingga bisa menyebabkan
mineral dan zat gizi lain terserap oleh serat sehingga tidak bisa
digunakan oleh tubuh.
Sumber serat yang baik bagi lansia bisa diperoleh dari sayuran,
buah-buahan segar, dan biji-bijian utuh seperti gandum utuh, beras merah
dan beras coklat, oatmeal, dan bekatul.
Banyak lansia yang mengalami kesulitan dalam konsumsi susu (mengalami
diare). Hal ini disebabkan dalam ususnya tidak terdapat enzim pencerna
laktosa (gula susu), sehingga laktosa dicerna oleh mikoba usus besar dan
menimbulkan diare. Produk-produk susu yang sudah difermentasi misalnya
yogurt dan keju tidak menimbulkan diare karena kandungan laktosanya
telah digunakan olah bakteri untuk proses fermentasi. Akan tetapi selalu
untuk memilih produk-produk fermentasi susu yang dibuat dari susu yang
rendah lemak. Produk fermentasi susu ini juga merupakan sumber protein,
vitamin dan mineral.
Vitamin dan Mineral
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa umumnya para lansia kurang mendapat
asupan vitamin A, B1, B2, B6, niasin, asam folat, vitamin C, D, dan E.
Umumnya disebabkan oleh kurangnya pengetahuan tentang gizi, pembatasan
konsumsi makanan bergizi karena alasan citarasa dan biaya, serta
kurangnya konsumsi buah-buahan dan sayuran.
Sedangkan masalah kekurangan mineral yang paling banyak diderita
wulan adalah kurang mineral kalsium yang menyebabkan kerapuhan tulang
dan kekurangan zat besi yang dapat menyebabkan anemia.
Kebutuhan vitamin dan meneral bagi lansia menjadi penting untuk
membantu metabolisme zat-zat gizi yang lain. Sayuran dan buah hendaknya
dikonsumsi secara teratur sebagai sumber vitamin, mineral dan serat.
Jika dirasa kurang mendapat asupan vitamin dan mineral dari bahan
makanan, maka penggunaan supplemen bisa membantu memenuhi kebutuhan
tersebut.
Air
Air merupakan salah satu komponen yang penting bagi lansia. Cairan dalam
bentuk air dalam minuman dan makanan sangat diperlukan tubuh untuk
mengganti cairan tubuh yang hilang dalam bentuk keringat dan urin,
membantu pencernaan makanan dan membersihkan ginjal (membantu fungsi
kerja ginjal). Orang dewasa dianjurkan minum sebanyak 2 sampai 2,5 liter
per hari. Ketentuan ini berlaku pula pada wulan (minum lebih dari 6 – 8
gelas per hari).
Tips Dalam Menyusun Menu Makanan Untuk Lansia
Para ahli gizi menganjurkan bahwa untuk wulan yang sehat, menu sehari-hari hendaknya :
- Tidak berlebihan, tetapi cukup mengandung zat gizi sesuai dengan
persyaratan kebutuhan wulan (50-60% karbohidrat, 20% lemak, dan 20-30%
protein).
- Bervariasi jenis makanan dan cara olahnya;
- Membatasi konsumsi lemak yang tidak kelihatan (menempel pada bahan pangan, terutama pangan hewani);
- Membatasi konsumsi gula, dan minuman yang banyak mengandung gula;
- Menghindari merokok dan minuman alkohol;
- Cukup mengkonsumsi makanan berserat (buah-buahan, sayuran dan serealia) untuk menghindari sembelit atau konstipasi,
- Bahan makanan yang tinggi kalsium seperti susu non fat, yoghurt dan ikan.
- Makanan yang mengandung zat besi seperti kacang-lacangan, daging rendah lemak, bayam dan sayuran hijau.
- Membatasai penggunaan garam dan MSG. Gunakan garam diet.
- Bahan makanan sebagai sumber zat gizi sebaiknya dari bahan makanan yang segar dan mudah dicerna serta mudah dikunyah.
- Minum yang cukup.
Contoh Menu Makanan Untuk Lansia
Menu makanan sehari-hari untuk lansia dapat disusun berdasaran konsep
4 sehat 5 sempurna atau konsep gizi seimbang. Contoh susunan makanan
untuk wulan dapat dilihat di tabel berikut.
Tabel 1. Contoh susunan makanan lansia dalam sehari
|
Jenis Pangan |
Jumlah |
Kelompok makanan |
Breakfast |
Oatmeal |
1 porsi |
Karbohidrat |
|
Susu rendah lemak/tinggi kalsium |
1 gelas |
Susu |
|
Jeruk |
1 buah |
Buahan |
Mid-morning |
Biskuit rendah lemak/tinggi serat |
2-3 pcs |
Makanan selingan |
|
Melon |
1 potong |
Buahan |
Lunch |
Nasi putih/nasi merah |
1 mangkuk |
Karbohidrat |
|
Daging ayam |
1 potong |
Protein |
|
Tahu |
1 potong |
Protein |
|
Bayam |
1 porsi/mangkuk |
Sayuran |
|
Melon |
1 potong |
Buahan |
Mid afternoon |
Pepaya |
1 potong |
Buahan |
Evening meal |
Ikan |
1 potong |
Protein |
|
Sup krim jamur isi sayur dan potongan roti gandum kering |
1 mangkuk |
Karbohidrat & Sayuran |
|
Pepaya |
1 potong |
Buahan |
Agar tidak membosankan, variasikan menu sehari-hari dengan
bahan-bahan makanan yang menyehatkan yang bisa diperoleh di sekitar
kita. Selain itu bahan makanan yang bervariasi dapat saling melengkapi
kandungan gizinya. Tabel berikut memperlihat jenis-jenis bahan makanan
pengganti.
Tabel 2. Berbagai kelompok makanan pengganti/penukar
Kelompok Makanan |
BahanMakanan |
Sumber Karbohidrat |
Beras merah, beras coklat, beras hitam, oatmeal, jagung, kentang,
roti gandum, roti tawar, singkong, talas, ubi jalar, ubi ungu, macaroni
(pasta), mie. |
Sumber Protein Hewani |
Daging ayam tanpa kulit, daging sapi, hati (ayam atau sapi), telur
unggas, ikan mas, ikan kembung, ikan sarden, ikan tuna, bandeng, baso
daging. |
Sumber Protein Nabati |
Kacang tanah, kedelai, kacang hijau, kacang merah, kacang tolo, tahu, tempe, oncom. |
Buah-buahan |
Pepaya, jeruk, apel, melon, belimbing, alpukat, jambu biji, mangga, nangka, pisang, semangka, sirsak, strawberry, tomat. |
Sayuran |
Bayam, buncis, daun pepaya, daun singkong, katuk, kapri, kacang
panjang, pare, kecipir, sawi, wortel, selada, kol, terung, jagung manis. |
Susu |
Susu sapi rendah lemak dan tinggi kalsium, susu kedelai. |
Makanan/minuman selingan |
Biskuit rendah kalori kaya serat, buah-buahan, teh hijau, agar-agar
rendah gula , jus buah tanpa gula, minuman bekatul, rujak buah, yogurt. |
Olahraga Lansia
Tingkat kesegaran jasmani akan berkurang seiring dengan pertambahan
usia. Penurunan kemampuan akan semakin terlihat setelah umur 40 tahun,
sehingga saat usia lanjut kemampuan akan turun antara 30-50%. Lansia
seharusnya berolahraga dan disesuaikan dengan kondisi fisik (adanya
penyakit) dan umurnya. Untuk lansia, diberikan patokan untuk berolahraga
antara lain yaitu dengan menggunakan beban ringan atau sedang, waktu
bisa relatif lebih lama, bersifat aerobik dan atau kalistenik (gerakan
yang dinamis, sederhana, dan berirama, serta sedikit menggunakan alat).
Beberapa contoh olahraga yang sesuai dengan patokan diatas yaitu
jalan kaki, bentuk permainan yang ada unsur jalan kaki, misalnya golf,
lintas alam, mendaki bukit, senam dengan faktor kesulitan kecil, dan
berolahraga yang bersifat rekreatif. Selain itu bisa juga dilakukan di
fitness center dengan latihan-latihan seperti latihan beban yang ringan
atau menggunakan treadmill. Latihan otot untuk wulan bisa menghambat
laju perubahan degeneratif.
Penyakit Yang Biasa Diderita Lansia
Usia lanjut memiliki banyak masalah dengan kesehatan yang terkait
dengan menurunnya fungsi tubuh dan faktor-faktor sekitar seperti makanan
dan lingkungan sekitar. Penyakit-penyakit yang biasa diderita oleh usia
lanjut antara lain:
Jantung dan serangan jantung
Untuk mencegah dari serangah jantung, bisa dilakukan dengan cara-cara
berikut yaitu makan makanan yang sehat untuk menurunkan tekanan darah
tinggi dan kadar kolesterol dalam darah, kurangi berat badan jika kita
termasuk memiliki berat yang berlebih (overweight), berhenti merokok,
kurangi stress, cukup berolahraga (misalnya jogging dan jalan kaki) atau
melakukan aktifitas fisik yang lain, kurangi konsumsi garam sampai 5 mg
(atau sekitar 1 sendok teh dalam 24 jam) dan hindari makanan gorengan
dan bergaram.
Tekanan Darah Tinggi
Untuk mencegah terjadi penyakit tekanan darah tinggi , lakukan aktifitas
fisik seperti olahraga secara teratur, jalan kaki, yoga, atau aerobik
yang ringan; jaga berat tubuh agar pada kondisi ideal, ikuti pola makan
sehat seperti makan makanan yang berasal dari buah dan sayuran, susu
rendah kalori, minyak ikan, hindari minuman beralkohol dan soft drink,
berhenti merokok dan kurangi konsumsi garam atau diganti dengan garam
diet.
Arthritis (reumatik)
Untuk mencegah penyakit reumatik ini biar tidak kumat antara lain:
lakukan latihan fisik dan berjalan kaki secara teratur, pola makan yang
seimbang dan gaya hidup yang sehat dapat mencegah penyakit ini, minumlah
suplemen berupa kalsium dan vitamin D secara teratur bila tidak
tercukupi dari makanan yang dikonsumsi, lakukan olahraga angkat beban
ringan secara teratur, hindari merokok dan alkohol, lakukan tes tulang
untuk melihat kondisi tulang kita.
Osteoporosis (tulang rapuh)
Berikut adalah langkah-langkah untuk mencegah tulang menjadi cepat lemah
dan rapuh, yaitu dengan cukup konsumsi kalsium setiap hari; cukup
vitamin D setiap hari (dapat diperoleh dari makanan/minuman atau sinar
matahari); makan makanan yang sehat yang mengandung vitamin A, Vitamin
C, magnesium, seng dan protein , yang dapat berasal dari susu,
buah-buahan dan sayuran hijau dan berdaging; selalu aktif secara fisik
dapat membantu kesehatan tulang; jangan merokok karena bisa merusak
tulang dan menurunkan kadar estrogen dalam tubuh; dan hindari
pekerjaan-pekerjaan atau aktifitas yang beresiko besar untuk terjatuh.
Diabetes
Untuk mengontrol diabetes, lakukan latihan setiap pagi misalnya berjalan
pagi, jogging dengan intensitas kecil atau sedang, atau aerobik ringan;
pilihlah makanan-makanan yang sehat (rendah lemak, rendah kalori dan
rendah garam); hindari konsumsi gula dan sirup, pilihlah gula diet;
konsumsi sayuran dan buah segar, ganti soft drink dengan jus buah tanpa
gula atau air putih; makan makanan dan snack yang sesuai (rendah gula)
pada waktu-waktu tertentu dalam sehari agar kadar gula darah bisa
terjaga; dan yang terakhir yaitu selalu lakukan kontrol ke dokter.
Kanker
Untuk mencegah kanker: berhentilah merokok, konsumsi buah dan sayur
secukupnya yang dapat mempunyai efek melindungi dari kanker (sebagai
antioksidan), konsumsi teh hijau secangkir sehari secara teratur dapat
mencegah kanker dan juga melindungi jantung, aktifitas fisik secara
teratur dan menjaga berat badan, juga menghindari bahan-bahan makanan
yang mempunyai efek karsinogenik dan menghindari dari bahan-bahan atau
sumber radiasi.
Ginjal
Sakit ginjal dapat dicegah dengan menjaga tekanan darah di batas normal,
menjaga berat badan, kurangi makanan berlemak, minum air yang cukup,
kurangi minum kopi, hindari minuman beralkohol, tidak merokok atau
menggunakan produk tembakau.
Pembesaran prostat
Untuk mencegahnya yaitu dengan teratur melakukan olahraga ringan, makan
makanan yang bergizi seperti sayuran dan buahan (kubis-kubisan, alpukat,
kacang-kacangan, labu, tomat, ikan dan minyak ikan), mengikuti pola
makan sehat, tidak merokok, tidak begadang, kurangi makanan pedas yang
berlebihan, dan memeriksakan ke dokter secara berkala.
TBC
TBC adalah penyakit menular yang disebabkan oleh mikroba. Untuk
pencegahannya yaitu hidup bersih dan sehat, mencuci tangan setelah
berada di sekitar orang yang mengidap penyakit batuk kronik, konsumsi
makanan yang kaya akan vitamin, mineral, kalsium, protein dan serat,
hindari berada cukup dekat dengan orang yang sedang batuk, olahraga
teratur di tempat yang berudara segar dan sejuk. Lakukan pemeriksaan
jika menderita batuk agak lama.
Penyakit mata
Penyakit mata atau katarak adalah salah satu penyakit yang menyerang
lansia. Pencegahannya yaitu dengan mengkonsumsi makanan yang kaya
vitamin A, C dan E seperti buah-buahan, sayur-sayuran, dan ikan.
Kandungan katekin dalam teh hijau juga membantu mencegah terjadinya
katarak. Istirahatkan mata selama selama 5-30 menit jika kita sedang
membaca (caranya: menutup mata atau menghadap ke suatu arah tertentu,
bernapas dalam dan menutup mata dengan telapak tangan). Gunakan kacamata
gelap jika sedang berada di luar di siang hari.
Alzheimer (penyakit pikun)
Agar tidak pikun, mulailah rajin berolahraga yang ringan, konsumsi
makanan yang bergizi seperti serealia utuh (yang banyak kandungan
vitamin B nya), ikan dan minyak ikan, teh, sayuran dan buahan (misalnya
buah delima), makanan yang mengandung vitamin D (misalnya telur, susu),
selalu aktif berpikir, tidur teratur dan cukup, serta melindungi otak
dari ancaman cedera atau yang lainnya.
Peranan Bakteri Baik Dalam Usus Bagi Lansia
Sebuah studi baru menemukan bahwa kunci panjang umur bagi lansia
terletak pada triliunan ‘bakteri baik’ yang hidup di dalam usus
orang-orang berusia 60 tahun ke atas tersebut. Keberagaman bakteri
tersebut hanya bisa didapatkan dari variasi makanan yang dikonsumsi,
terutama dari buah-buahan dan sayuran.
Dengan keberagaman bakteri yang ada maka hal ini dapat membantu
mencegah sejumlah besar penyakit serta gangguan kesehatan seiring dengan
pertambahan usia seperti hilangnya daya ingat.
“Studi ini pun memberikan motivasi bagi banyak orang agar tidak
memberi makan kakek neneknya dengan makanan berkalori dan bervitamin
saja, justru lebih baik jika Anda memvariasikan makanan mereka karena
Anda juga memberi makan bakteri-bakteri baik di dalam ususnya,” ungkap
peneliti.
Kesimpulan ini didapatkan setelah peneliti menanyai 178 pria dan
wanita berusia 64-72 tahun tentang pola makannya, kemudian menganalisis
bakteri-bakteri di dalam ususnya dan menempatkan partisipan dalam sebuah
tes kesehatan. Partisipan sendiri terbagi dalam dua kategori,
partisipan yang tinggal di rumah dan partisipan yang tinggal di rumah
sakit.
Hasilnya, lansia yang tinggal di rumah sakit selama lebih dari enam
minggu memiliki variasi bakteri usus yang lebih sedikit dibandingkan
lansia yang tinggal di rumah. Kondisi kesehatannya pun lebih buruk dan
pola makannya tidak bervariasi.
Lansia yang tinggal di rumah sakit juga makan buah-buahan dan sayuran
namun dalam porsi yang lebih kecil, bahkan sebagian besar pola makannya
didominasi makanan berlemak, mengandung gula dan daging. Jumlah asupan
roti gandum dan serealnya pun lebih kecil daripada partisipan yang
tinggal di rumah saja.
Menurut peneliti dari University College Cork tersebut, menu yang
diberikan kepada para lansia ini sebenarnya sudah divariasi, namun
kondisi para lansia-lah yang membuat pilihan makanannya menjadi kurang
menarik. Biasanya hal ini disebabkan oleh masalah pada gigi, sistem
pencernaan ataupun menurunnya ketertarikan lansia terhadap berbagai hal
di sekitarnya sehingga mereka cenderung memilih makanan ringan seperti
teh dan roti panggang saja.
Peneliti Paul O’Toole mengatakan ada beberapa cara yang dilakukan
bakteri-bakteri dalam usus untuk membantu lansia tetap fit. Sejumlah
bakteri membantu melepaskan energi dari buah dan sayuran serta menjaga
kesehatan usus. Bakteri lainnya memperkuat otot dan menjaga otak lansia
tetap bisa bekerja dengan cepat, termasuk mencegah lansia ini terjatuh
atau terpeleset.
“Perlu lebih banyak upaya untuk memastikan para lansia ini makan
makanan yang bervariasi. Kalaupun lansia tak bisa memakan makanan yang
ditawarkan, industri makanan seharusnya bisa mencari cara untuk membuat
alternatif yang bisa menarik minat para lansia,” pungkasnya seperti
dilansir medindia, Jumat (20/7/2012).
Tips Makanan Sehat Bagi Lansia
Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menu
makanan bagi lansia, sebagaimana ditulis dalam situs Perhimpunan Dokter
Spesialis Penyakit Dalam Indonesia.
1. Membuat masakan dengan bumbu yang tidak merangsang, seperti pedas
atau asam, karena dapat mengganggu kesehatan lambung dan alat
pencernaan.
2. Mengurangi pemakaian garam, yakni tidak lebih dari 4 gram per hari, untuk mengurangi risiko tekanan darah tinggi.
3. Mengurangi santan, daging yang berlemak, dan minyak agar
kolesterol darah tidak tinggi. Memperbanyak makanan yang berkalsium
tinggi, seperti susu dan ikan. Pada orang lanjut usia, khususnya ibu-ibu
yang menopause, sangat perlu mengkonsumsi kalsium untuk mengurangi
risiko keropos tulang.
4. Memperbanyak makanan berserat, seperti sayuran mentah, agar pencernaan lancar dan tidak sembelit.
5. Mengurangi konsumsi gula dan makanan yang mengandung karbohidrat
tinggi agar gula darah normal, khususnya bagi penderita kencing manis
agar tidak terjadi komplikasi lain.
6. Menggunakan sedikit minyak untuk menumis dan kurangi makanan yang
digoreng. Perbanyak makanan yang diolah dengan dipanggang atau direbus
karena makanan tersebut mudah dicerna.
7. Membuat masakan yang lunak dan mudah dikunyah sehingga kesehatan gigi terjaga.
[Dari berbagai sumber]